Bismillah,
In the name of Allah ...
Ini dia lanjutannya! Selamat membaca..
Saat kami sampai di pintu gerbang Puspiptek, “Ni, gimana? Udah dijawab belum?” Tanya saya. “Belum..” jawab Nia. “Yaudadeh kita kasih tau aja kita lagi di Puspiptek. Trus, tanya juga dia lagi di mana!” saran Luthfia. “ok!” Nia bergegas mengetik SMS. Kami melanjutkan perjalanan kami sambil(niit, nitt..). “Has, rumah kamu masih jauh gak?” Tanya Nia kecapean. “mmm.. ud…”, “uhh.. masih jauh ni! Jauuhh banget!!” omongan saya terpotong oleh candaan Luthfia. “Yahh!! Cape deh!” keluh Nia(sepertinya Nia benar-benar percaya *hha) tak lama kemudian, kami medengar suara panggilan “WOII!!” kami kaget dan mengencangkan tangan kami yang sedang berpegangan. Dengan perlahan, kami membalikkan tubuh kami. “Itu arrijal?” Tanya saya setelah membalikkan tubuh seperti semula. “iya..” jawab Nia gugup. “Has, lebih baik kita jangan ke rumah kamu dulu deh.. nanti mereka ngikutin kita ke rumah kamu, terus mereka tau rumah kamu di mana..” kata Luthfia. “ok deh.. Tapi, kayaknya mereka memang sudah ke rumahku deh, pi.. disana ada Adil ‘kan?” ucap saya sambil jalan belok(seharusnya lurus) untuk mengecoh arrijal. Nia sudah terlihat sangat capek(padahal baru jalan sebentar) Luthfia dan Nia duduk di bawah pohon yang rindang. Sedangkan, saya tetap berjalan perlahan aku gak mau ketemu sama arrijal! Saya merasa ada sesuatu yang ganjil… akhirnya Luthfia dan Nia menyusul saya dari belakang, dan berlari menuju saya. Saya merasa lebih tenang. Arrijal tetap mengikuti kami! Saat Nia melihat kearah arrijal, ternyata benar perasaan saya! Perasaan ganjil itu… arrijal… jumlahnya ganjil! Ada lima orang. Ada Adil, Yafi, Miqdad, Wisang, dan Jayyid. Tidak tahu kenapa, salah satu dari kami ada yang salah tingkah. Ada juga yang kecewa karena orang yang dia harap ikut, ternyata tidak ikut… #kasihan… ada juga lohh yang senang… *hha jadi mau ketawa kalau ingat kejadian itu
Sesampainya kami di halaman Masjid Bahrul Ulum(BU), kami tetap melanjutkan perjalanan kami. Kami memutuskan untuk masuk lewat belakang masjid. Saat salah satu kami melihat kearah belakang, ternyata arrijal masuk lewat pintu utama. Akhirnya, kami dapat beristirahat dari perjalanan yang sangat menguras tenaga… Senang sekali rasanya melihat Taman Kanak-kanak Bahrul Ulum, sudah lama tidak berkunjung ke sekolah pertama saya itu… yup! Benar sekali. Dibelakang masjid BU adalah Taman Kanak-kanak yang sangat menyenangkan. Sayangnya, saya hanya sempat bersekolah ditempat tersebut selama satu tahun… Saya, Nia dan Luthfia mengelilingi Taman Kanak-kanak sambil mengenang masa lalu… Saat kami berjalan disebuah lorong, Nia dan Luthfia mendapatkan ide untuk menjaili arrijal. “Ni, kita umpetin sandal arrijal yukk!” ucap Luthfia. “Tapi, sandal siapa? Gimana kalo sandal Jayyid!” saran Nia. “Ehh, Jangan! Nyari masalah aja deh, nanti mereka pulangnya gimana? Lebih baik kita melakukan sesuatu yang lebih seru!” cegah saya. “yaudadeh..” jawab Nia dan Luthfia dengan berat hati. Setelah itu, Nia dan Luthfia bermain perosotan (sebenarnya bukan perosotan, tapi, seru deh!), sedangkan saya duduk di seberang perosotan dan melihat sahabat-sahabat saya bermain dengan gembira, hati-hati yaa bisik saya dalam hati. Sebenarnya, saya sangat iri melihat mereka bermain bebas. Tapi, karena saya merasa saya kurang sehat, saya memilih untuk beristirahat sebentar. Tak terasa, adzan dzuhur berkumandang. Kami semua segera mengambil air wudhu(termasuk arrijal).
Setelah shalat, Luthfia dan Nia kembali bermain perosotan, sedangkan saya bersandar disamping perosotan tersebut. Saya merasa kepala saya benar-benar pusing.. Saat saya melihat plastik putih… “Es krimnya udah meleleh nih.. makan es krimnya yuk!” ajak saya. “iya has, sebentar, lagi seru-serunya nih..” jawab Nia, (duhh saya semakin iri, dan kepala saya semakin pusing!) Tak sengaja saya melihat arrijal sedang… main perosotan juga! *hhaha… Ngikutin! Mungkin, mereka juga iri melihat kesenangan Luthfia dan Nia(seperti saya). Duhh sayang sekali, salah satu dari kami tidak ada yang membawa kamera… Padahal, pemandangan disekitar masjid BU sangat indah! L setelah kami memakan es krim(mungkin bukan es krim lagi, karena benar-benar cair) kami mencuci tangan di depan kelas pertama. Tak disengaja(sebenarnya sengaja *hhe) saya menyipratkan air ke wajah sahabat-sahabat saya. Akhirnya kami jadi bermain air deh! Ternyata, ada arrijal yang melihat tingkah laku kami(lupa siapa)sepertinya mereka iri. Saat kami tersadar, salah satu dari kami ada yang salah tingkah! *hha. Untung saja kami tidak dimarahi oleh guru-guru.. Tetapi, guru-guru yang melihat tingkah laku kami malah tertawa. #duhh..malunya
“Luth, Ni, jadi ke rumah aku gak? Udah jam segini nih… nanti kalian pulangnya kesorean…” tanyaku sambil melihat kearah ‘jam’. “yaudah yuk pi!” ajak Nia kepada Luthfia. “Kita lewatin tempat favorite aku yaa” ajak saya. Kamipun merapihkan semua barang-barang kami. “itu dia tempat favoriteku! Liatkan?” ucap saya dengan semangat. “mana??” Tanya Nia dan Luthfia berulang ulang. “Ituu… bagus kan?” ucap saya berkali-kali. “Ooo.. itu..”.
Kalian mau tau tempat favorite saya seperti apa? Tunggu post selanjutnya yaa(special post)
Saat diperjalanan menuju rumah saya, Nia mendapatkan telfon dari Yafi. Saat di jawab, suaranya benar-benar tidak jelas… Setelah kami mendengar-dengar lagi, ternyata mereka mencari-cari kami. Mereka masih ada di sekitar danau. Tapi, kami sudah hampir sampai di rumah saya. Kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke rumah saya.
Hhh.. Akhirnya, sampai juga ditempat tujuan… Sesampainya di rumah saya, umi sudah menyiapkan segelas sirup nata de coco. Lumayan untuk menghilangkan rasa haus kami selama perjalanan yang panjang… Setelah minum, kami segera mengambil makan siang. Saat makan siang, saya memberi tahu Nia dan Luthfia sesuatu yang lumayan menarik(bukan barang). Setelah makan, kami bercengkrama bersama-sama di kamarku. SMS-an, ngobrol, bercanda, tidur-tidur-an, makan pudding, melihat-lihat foto album saya dan lain-lain. Tak terasa, ternyata, hujan yg cukup lebat mengurung kami. Kami merasa cemas dengan keadaan arrijal. Segeralah kami mengirimkan SMS: kalian lg di mana? Bagaimana keadaan kalian? Jangan main hujan-hujanan yaa.. Setelah kami membaca SMS itu kembali… “kita kok perhatian banget yaa??”, ucap salah satu dari kami. “Iya ya,, gak jadi, gak jadi..!!”.”ya gak bisa lagi lah.. udah kekirim!!” kata Nia. Tak lama kemudian mereka menjawab sms dari kami : masih d BU. Ini baru mau main hujan-hujanan. Salah satu dari kami ada yang tambah cemas…
Sekarang sudah jam 3 lewat. Nia sangat panik karena hari ini, ia akan mengkui les English. Luthfia dan Nia bersiap-siap pulang, sedangkan saya ganti pakaian. Setelah kami semua siap, saya meminta izin kepada umi untuk mengantar Nia dan Luthfia sampai depan Puspiptek. Umi-pun mengizinkan saya. Tiba-tiba, ada teriakan dari luar rumah saya. Kami segera mengintip dari balik pintu. Ternyata, itu arrijal! Saya sempat tertawa saat mengetahui itu adalah arrijal. Mereka menawarkan Luthfia dan Nia ke depan Puspiptek bersama… Nia dan Luthfia menyetujuinya, tapi saya tetap mengantarkan sahabat-sahabat saya ke depan Puspiptek. Ditengah perjalanan, Nia meminta penjelasan kepada Wisang, atas perilakunya terhadap Nia. Setelah semuanya selesai, Nia berlari ke depan Puspiptek Sendirian. Saya dan Luthfia merasa cemas, kenapa tiba-tiba Nia berlari seperti itu? Nanti, Luthfi pulang sama siapa kalau Nia pulang duluan?? Saya dan Luthfia berusaha mengejar Nia. Saat saya sudah berada dekat di depan Nia, saya ingin menghentikan Nia dengan berpura-pura terpeleset. Suara gesekan sandal saya lumayan keras. Tetapi, Nia tidak menghiraukannya dan melanjutkan pelariannya. Sementara, sandal saya copot! Terpaksa, saya mengantarkan Luthfia sampai depan Puspiptek dengan sandal copot! O, ya! Bagaimana dengan arrijal? Arrijal berjalan dibelakang saya dan Luthfia. Arrijal lucu deh, saat mereka melihat tupai-tupai berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Mereka seperti tidak pernah melihat tupai! Saya dan Luthfia tertawa secara sembunyi-sembunyi…
Tak tersadar, ternyata, arrijal telah berjalan di depan kami. Mungkin, karena saya berjalan dengan lamban. Akhirnya, kami semua sampai di depan Puspiptek. Arrijal pulang lebih dulu. Ada yang naik angkot, ada pula yang naik sepeda(mungkin Yafi). O, ya! Nia benar-benar pulang duluan. Terpaksa, Luthfia pulang naik angkot sendiri. Dengan berat hati, saya melambaikan tangan perpisahan...
THE END ~
-----------With Lots Of Love-----------
Ini dia lanjutannya! Selamat membaca..
Saat kami sampai di pintu gerbang Puspiptek, “Ni, gimana? Udah dijawab belum?” Tanya saya. “Belum..” jawab Nia. “Yaudadeh kita kasih tau aja kita lagi di Puspiptek. Trus, tanya juga dia lagi di mana!” saran Luthfia. “ok!” Nia bergegas mengetik SMS. Kami melanjutkan perjalanan kami sambil(niit, nitt..). “Has, rumah kamu masih jauh gak?” Tanya Nia kecapean. “mmm.. ud…”, “uhh.. masih jauh ni! Jauuhh banget!!” omongan saya terpotong oleh candaan Luthfia. “Yahh!! Cape deh!” keluh Nia(sepertinya Nia benar-benar percaya *hha) tak lama kemudian, kami medengar suara panggilan “WOII!!” kami kaget dan mengencangkan tangan kami yang sedang berpegangan. Dengan perlahan, kami membalikkan tubuh kami. “Itu arrijal?” Tanya saya setelah membalikkan tubuh seperti semula. “iya..” jawab Nia gugup. “Has, lebih baik kita jangan ke rumah kamu dulu deh.. nanti mereka ngikutin kita ke rumah kamu, terus mereka tau rumah kamu di mana..” kata Luthfia. “ok deh.. Tapi, kayaknya mereka memang sudah ke rumahku deh, pi.. disana ada Adil ‘kan?” ucap saya sambil jalan belok(seharusnya lurus) untuk mengecoh arrijal. Nia sudah terlihat sangat capek(padahal baru jalan sebentar) Luthfia dan Nia duduk di bawah pohon yang rindang. Sedangkan, saya tetap berjalan perlahan aku gak mau ketemu sama arrijal! Saya merasa ada sesuatu yang ganjil… akhirnya Luthfia dan Nia menyusul saya dari belakang, dan berlari menuju saya. Saya merasa lebih tenang. Arrijal tetap mengikuti kami! Saat Nia melihat kearah arrijal, ternyata benar perasaan saya! Perasaan ganjil itu… arrijal… jumlahnya ganjil! Ada lima orang. Ada Adil, Yafi, Miqdad, Wisang, dan Jayyid. Tidak tahu kenapa, salah satu dari kami ada yang salah tingkah. Ada juga yang kecewa karena orang yang dia harap ikut, ternyata tidak ikut… #kasihan… ada juga lohh yang senang… *hha jadi mau ketawa kalau ingat kejadian itu
Sesampainya kami di halaman Masjid Bahrul Ulum(BU), kami tetap melanjutkan perjalanan kami. Kami memutuskan untuk masuk lewat belakang masjid. Saat salah satu kami melihat kearah belakang, ternyata arrijal masuk lewat pintu utama. Akhirnya, kami dapat beristirahat dari perjalanan yang sangat menguras tenaga… Senang sekali rasanya melihat Taman Kanak-kanak Bahrul Ulum, sudah lama tidak berkunjung ke sekolah pertama saya itu… yup! Benar sekali. Dibelakang masjid BU adalah Taman Kanak-kanak yang sangat menyenangkan. Sayangnya, saya hanya sempat bersekolah ditempat tersebut selama satu tahun… Saya, Nia dan Luthfia mengelilingi Taman Kanak-kanak sambil mengenang masa lalu… Saat kami berjalan disebuah lorong, Nia dan Luthfia mendapatkan ide untuk menjaili arrijal. “Ni, kita umpetin sandal arrijal yukk!” ucap Luthfia. “Tapi, sandal siapa? Gimana kalo sandal Jayyid!” saran Nia. “Ehh, Jangan! Nyari masalah aja deh, nanti mereka pulangnya gimana? Lebih baik kita melakukan sesuatu yang lebih seru!” cegah saya. “yaudadeh..” jawab Nia dan Luthfia dengan berat hati. Setelah itu, Nia dan Luthfia bermain perosotan (sebenarnya bukan perosotan, tapi, seru deh!), sedangkan saya duduk di seberang perosotan dan melihat sahabat-sahabat saya bermain dengan gembira, hati-hati yaa bisik saya dalam hati. Sebenarnya, saya sangat iri melihat mereka bermain bebas. Tapi, karena saya merasa saya kurang sehat, saya memilih untuk beristirahat sebentar. Tak terasa, adzan dzuhur berkumandang. Kami semua segera mengambil air wudhu(termasuk arrijal).
Setelah shalat, Luthfia dan Nia kembali bermain perosotan, sedangkan saya bersandar disamping perosotan tersebut. Saya merasa kepala saya benar-benar pusing.. Saat saya melihat plastik putih… “Es krimnya udah meleleh nih.. makan es krimnya yuk!” ajak saya. “iya has, sebentar, lagi seru-serunya nih..” jawab Nia, (duhh saya semakin iri, dan kepala saya semakin pusing!) Tak sengaja saya melihat arrijal sedang… main perosotan juga! *hhaha… Ngikutin! Mungkin, mereka juga iri melihat kesenangan Luthfia dan Nia(seperti saya). Duhh sayang sekali, salah satu dari kami tidak ada yang membawa kamera… Padahal, pemandangan disekitar masjid BU sangat indah! L setelah kami memakan es krim(mungkin bukan es krim lagi, karena benar-benar cair) kami mencuci tangan di depan kelas pertama. Tak disengaja(sebenarnya sengaja *hhe) saya menyipratkan air ke wajah sahabat-sahabat saya. Akhirnya kami jadi bermain air deh! Ternyata, ada arrijal yang melihat tingkah laku kami(lupa siapa)sepertinya mereka iri. Saat kami tersadar, salah satu dari kami ada yang salah tingkah! *hha. Untung saja kami tidak dimarahi oleh guru-guru.. Tetapi, guru-guru yang melihat tingkah laku kami malah tertawa. #duhh..malunya
“Luth, Ni, jadi ke rumah aku gak? Udah jam segini nih… nanti kalian pulangnya kesorean…” tanyaku sambil melihat kearah ‘jam’. “yaudah yuk pi!” ajak Nia kepada Luthfia. “Kita lewatin tempat favorite aku yaa” ajak saya. Kamipun merapihkan semua barang-barang kami. “itu dia tempat favoriteku! Liatkan?” ucap saya dengan semangat. “mana??” Tanya Nia dan Luthfia berulang ulang. “Ituu… bagus kan?” ucap saya berkali-kali. “Ooo.. itu..”.
Kalian mau tau tempat favorite saya seperti apa? Tunggu post selanjutnya yaa(special post)
Saat diperjalanan menuju rumah saya, Nia mendapatkan telfon dari Yafi. Saat di jawab, suaranya benar-benar tidak jelas… Setelah kami mendengar-dengar lagi, ternyata mereka mencari-cari kami. Mereka masih ada di sekitar danau. Tapi, kami sudah hampir sampai di rumah saya. Kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke rumah saya.
Hhh.. Akhirnya, sampai juga ditempat tujuan… Sesampainya di rumah saya, umi sudah menyiapkan segelas sirup nata de coco. Lumayan untuk menghilangkan rasa haus kami selama perjalanan yang panjang… Setelah minum, kami segera mengambil makan siang. Saat makan siang, saya memberi tahu Nia dan Luthfia sesuatu yang lumayan menarik(bukan barang). Setelah makan, kami bercengkrama bersama-sama di kamarku. SMS-an, ngobrol, bercanda, tidur-tidur-an, makan pudding, melihat-lihat foto album saya dan lain-lain. Tak terasa, ternyata, hujan yg cukup lebat mengurung kami. Kami merasa cemas dengan keadaan arrijal. Segeralah kami mengirimkan SMS: kalian lg di mana? Bagaimana keadaan kalian? Jangan main hujan-hujanan yaa.. Setelah kami membaca SMS itu kembali… “kita kok perhatian banget yaa??”, ucap salah satu dari kami. “Iya ya,, gak jadi, gak jadi..!!”.”ya gak bisa lagi lah.. udah kekirim!!” kata Nia. Tak lama kemudian mereka menjawab sms dari kami : masih d BU. Ini baru mau main hujan-hujanan. Salah satu dari kami ada yang tambah cemas…
Sekarang sudah jam 3 lewat. Nia sangat panik karena hari ini, ia akan mengkui les English. Luthfia dan Nia bersiap-siap pulang, sedangkan saya ganti pakaian. Setelah kami semua siap, saya meminta izin kepada umi untuk mengantar Nia dan Luthfia sampai depan Puspiptek. Umi-pun mengizinkan saya. Tiba-tiba, ada teriakan dari luar rumah saya. Kami segera mengintip dari balik pintu. Ternyata, itu arrijal! Saya sempat tertawa saat mengetahui itu adalah arrijal. Mereka menawarkan Luthfia dan Nia ke depan Puspiptek bersama… Nia dan Luthfia menyetujuinya, tapi saya tetap mengantarkan sahabat-sahabat saya ke depan Puspiptek. Ditengah perjalanan, Nia meminta penjelasan kepada Wisang, atas perilakunya terhadap Nia. Setelah semuanya selesai, Nia berlari ke depan Puspiptek Sendirian. Saya dan Luthfia merasa cemas, kenapa tiba-tiba Nia berlari seperti itu? Nanti, Luthfi pulang sama siapa kalau Nia pulang duluan?? Saya dan Luthfia berusaha mengejar Nia. Saat saya sudah berada dekat di depan Nia, saya ingin menghentikan Nia dengan berpura-pura terpeleset. Suara gesekan sandal saya lumayan keras. Tetapi, Nia tidak menghiraukannya dan melanjutkan pelariannya. Sementara, sandal saya copot! Terpaksa, saya mengantarkan Luthfia sampai depan Puspiptek dengan sandal copot! O, ya! Bagaimana dengan arrijal? Arrijal berjalan dibelakang saya dan Luthfia. Arrijal lucu deh, saat mereka melihat tupai-tupai berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Mereka seperti tidak pernah melihat tupai! Saya dan Luthfia tertawa secara sembunyi-sembunyi…
Tak tersadar, ternyata, arrijal telah berjalan di depan kami. Mungkin, karena saya berjalan dengan lamban. Akhirnya, kami semua sampai di depan Puspiptek. Arrijal pulang lebih dulu. Ada yang naik angkot, ada pula yang naik sepeda(mungkin Yafi). O, ya! Nia benar-benar pulang duluan. Terpaksa, Luthfia pulang naik angkot sendiri. Dengan berat hati, saya melambaikan tangan perpisahan...
THE END ~
-----------With Lots Of Love-----------
Komentar
Posting Komentar